Menginap Hemat Airbnb Strategis, Selemparan Kolor dari Malioboro Jogjakarta
Februari 17, 2020
Dear Bloggies,
Warna cat dan desain ruangan ada yang berbeda di kunjungan kedua kali ini |
Rasanya, dalam kurun waktu empat
tahun terakhir ini saya bisa berkunjung ke jogja setiap tahunnya. Entah untuk
berkunjung menyambangi salah satu teman dekat saya disana, atau sekedar kuliner
dan menikmati suasana di Jogja yang memiliki tempat di memori saya. Tahun ini,
saya memulai agenda traveling saya dari kota Jogja, bersama dua teman kuliah
saya yang masih memiliki waktu fleksibel dan alasan utamanya sih karena masih
single (hahaha).
Saya, sebagai tour leader
bertugas untuk membuat itinerary dan mencari akomodasi yang pas selama di
Jogja, tentunya atas kesepakatan bersama. Untuk menginap, kali ini saya
mempercayakan kepada aplikasi Airbnb yang sebelumnya memberikan kesan yang baik
selama saya mencari alrternatif penginapan untuk group traveling. Saya memiliki
rekomendasi menginap di daerah Malioboro, tepatnya di Jl. Sosrowijayan yang
dekat dengan stasiun Yogyakarta dan Jl. Maliboro.
Salah satu sudut kamar |
Handuk beserta fasilitas lainnya |
Kunjungan kami di Lebaran 2019, saat itu ekstra bed nya masih menggunakan kasur angin |
Mulai dari Heater, teh, kopi, gula sampai hair dryer tersedia disini |
Berdasarkan pengalaman sebelumnya,
saya sudah pernah menginap di tempat ini dengan keluarga saya. Nama nya Airbnb
Wrekso (karena pemiliknya juga punya toko handcraft namanya Wrekso) dengan tuan rumah / host teladan Theodore atau kalian bisa klik disini. Harga per malamnya
tidak terlalu mahal, sekitar 500 rupiah saja jika di kurskan ke dalam rupiah,
dan satu kamarnya bisa ditempati 3 orang tamu, cukup hemat mengingat lokasinya
dekat sekali dengan stasiun dan jl. Malioboro.
View luarnya, kamar mandi berada di luar kamar |
Kamar mandi yang berisikan toiletries milik kami sendiri |
Shower nya bisa hot & cold, oiya jangan lupa matikan lampu ketika keluar dari kamar mandi |
Kamar nya sangat luas, lengkap dengan fasilitas yang telah dideskripsikan di aplikasi Airbnb. Tuan rumah yang menyambut saya saat itu adalah ibu dari Theodore, namanya Bu Suci. Beliau ini masih ingat saya ketika saya bercerita kalau lebaran lalu sempat menginap disini. Kami bertukar cerita dan beliau masih ingat pada orang tua saya yang pada saat itu asik bertukar cerita dengannya. Meskipun saya sudah pernah kesana sebelumnya, Bu Suci bersedia memberikan arahan semacam room tour di kamar. Mulai dari penggunaan listrik, wifi, dan bagian kamar mandi (sayangnya, toiletries disini kurang lengkap, hanya ada handuk dan hand soap saja), sangat disarankan untuk kalian yang akan menginap disini membawa toiletries atau perlengkapan mandi sendiri atau kalian bisa membeli di convenience store depan penginapan atau di sekitar jl. Malioboro.
Tidak hanya room tour, Bu Suci
dan saya sempat bertukar cerita tentang tempat wisata Jogja dan memberikan
saran ketika meliwati jalan tikus yang ada di Malioboro. Setelah saya Googling,
ternyata ada jalan tikus yang mengubungkan stasiun Jogja dengan jl.
Sosrowijayan agar lebih dekat, tidak memutar melalui jl. Malioboro. Beliau
menyarankan untuk tidak berjalan sendirian ketika sudah jam 11 malam keatas di
daerah tersebut, rawan untuk perempuan katanya. Saya menuruti kata Bu Suci,
dengan mengambil rute memutar melewati jl. Malioboro untuk menjemput kedua
teman saya yang baru tiba di Jogjakarta pukul 11 malam.
Pintu masuk ke penginapan, setelah Wrekso Leather goods pas |
Kalau di maps, kelihatan kaya gini, deket banget kan sama jl. Malioboro |
Pukul 11 malam di Jogja masih
sangat ramai, apalagi di jl. Malioboro. Para pedagang kecil disepanjang jalan
sedang merapikan dagangan mereka dan kembali pulang. Kami bertiga berjalan kaki
dari stasiun menuju penginapan. Karena sempat ingin nyamil (snacking time),
didepan penginapan Airbnb kami, terdapat convenience store milik keluarga Bu Suci
sendiri, sungguh merupakan sebuah efisiensi.
Terlepas dari lokasi tempat
menginap dan tuan rumah / host yang baik banget, lokasi menginap di daerah ini
terkadang membuat stress karena kemacetan yang mengular. Kami yang membawa
mobil rental, haru berhadapan dengan macetnya jalanan ketika akan masuk ke jl.
Malioboro, belum lagi kalau ada event yang menutup sepanjang jalanan Malioboro,
alhasil harus melipir menunggu hingga tengah malam supaya bisa masuk ke Jl.
Sosrowijayan itu. Kekurangannya yang saya rasakan sejauh ini hanya itu sih,
karena tempat ini memang sudah strategis sekali, dekat dengan stasiun dan
tempat wisata kota (catat ya! Wisata kota saja, seperti museum, kraton, dan
oleh oleh lainnya hehehe).
TIPS :
- Pilih penginapan yang sekiranya lebih dekat dengan fasum (fasilitas umum).
- Pilih penginapan yang ramah kantong dan bisa fleksibel jika menginap lebih dari 2 orang.
- Banyak sekali alternative menginap di Jogja, semua tergantung dengan budget dan style traveling masing masing
- Group Discussion dalan group traveling menjadi KOENTJI dalam menyusun itinerary, biar semua senang.
0 comments