Up and Down, 2017 Taught Me Countless Lessons
Januari 15, 2018
Dear Bloggies,
You learn from the things that happen in your life. You get up and down. You never give up. All the things that happened in my life, thank God it happened early rather than late in my life.
Kalender masehi 2017 saya ditutup
dengan sangat manis, penuh dengan pelajaran, dan tentunya pengalaman-pengalaman
yang bisa dibilang sangat berkesan. Alhamdulillah, beberapa wishlist bisa
terkabul di tahun 2017, dengan cara yang tidak terduga. Alhamdulillah, Allah
juga memberi saya banyak sekali pelajaran hidup dengan cara yang mengejutkan di
sepanjang tahun ini. Beberapa kesalahan mungkin terulang, namun itu menjadi
pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Oke, at first saya mau me-review beberapa
remarkable events yang terjadi di amazing year ini.
Hey Lombok, Hey Gili-Gili…Hey
Snorkeling
Saat masih kuliah, saya pernah
bermimpi bisa traveling pergi ke Lombok dan mencoba snorkeling untuk pertama
kalinya. Waktu itu saya sering sekali melihat informasi travel ke Lombok dan
melihat gambar-gambar indahnya pemandangan di Pulau Gili-Gili itu.Saya juga
ingat, saya ngoyo banget menabung untuk membeli backpack Deuter berwarna biru
(emang keren banget, ini masih masuk wishlist).
Saya berusaha menabung, namun
tabungan selalu amblas entah kemana. Tahun berlalu, banyak hal yang saya alami,
sampai saya sudah mulai lupa wishlist saya ini. Saya berdoa untuk diberikan
yang terbaik. Seolah Allah mendengar keinginan saya, tiba-tiba ada kabar bahwa
perusahaan akan mengadakan internalisasi atau upgrading karyawan di Lombok
selama 3 hari. Alhamdulillah, saya mengucap syukur sebanyak-banyaknya. Seperti
mimpi, saya bisa berangkat ke Lombok gratis, mendapat uang saku, bisa merasakan
snorkeling untuk yang pertama kali dalam hidup saya, ya..rencana Allah selalu
indah (nanti, kalau saya bisa meluangkan waktu, cerita ke Lombok akan saya
tulis di posting yang berbeda).
Traveling, menjadi kegiatan yang
wajib saya agendakan setiap tahun. Saya sengaja menganggarkan beberapa persen
dari penghasilan saya untuk traveling dan memanjakan diri saya sendiri.Saya
harus bahagia, menciptakan definisi bahagia untuk diri saya sendiri. Di tahun
lalu, saya pernah bercerita tentang social media detox, dan hasilnya it worth
so much! Tapi karena tidak tahan, akhirnya saya kembali menginstall beberapa
aplikasi nya lagi dan membatasi diri saya (harap maklum, saya masih labil banget orangnya hahahha, but I'm sill trying).
Amazing Tabuhan Island, What A Paradise
on Earth
Ternyata, snorkeling membuat saya
ketagihan. Saya memanfaatkan liburan hari raya kemarin untuk berbagi pengalaman
snorkeling kepada bapak, kakak, adik, dan keponakan saya. Seperti tahun
sebelumnya, saya dan keluarga mudik ke Banyuwangi, ke rumah Budhe (kakaknya
ibuk yang paling tua). Kali ini saya sudah berencana untuk mencoba snorkeling
ke Pulau Tabuhan, Banyuwangi. Berangkatlah saya, bapak, adik, kakak dan dua
keponakan saya untuk snorkeling kesini. Saya bahagia melihat mereka bahagia,
itu sudah cukup bagia saya. Lebih bahagia lagi ketika melihat kakak saya yang
super duper hygiene freak akhirnya mau turun berenang dan snorkeling untuk
pertama kali nya juga.
Pemandangan pulau Tabuhan memang
benar-benar indah, Masyaallah Tabarakkallah saya bisa berkunjung kesana. Ah…Allah
memang baik banget, saya seringkali malu. Kenapa malu?? Karena saya masih
sering mengeluh ke Allah, tentang rasa sakit yang masih belum bisa sembuh.
Other sides of 2017
Di penghujung tahun, adik saya menerima Surat Keputusan penempatan dinasnya. Alhamdulillah, dia di tempatkan di daerah yang tidak terlalu jauh, Selong-Lombok Timur. Kali ini dia harus merantau sedikit lebih jauh di sana, tapi saya percaya, dia bisa melalui nya (to be honest, she's a very tough girl..and I 100000% proud of her). Saya memutuskan menemani dia berangkat merantau, saya ingin memastikan dia baik-baik saja disana. Setidaknya, menghibur dia karena harus merantau lagi disana.
Tentang building positive
self-talk, saya masih belajar dan jauuuuh dari kata expert. Di tahun ini, saya
masih berjuang mengatasi kecemasan-kecemasan dan gangguan tidur saya. Memang, niatan untuk bisa ‘sembuh’ dan move on hanya bisa datang
dari dalam diri sendiri. Saya masih berada dalam proses menuju itu..meskipun di
awal taun ini saya kembali bermimpi buruk yang sekali lagi membuat saya
menangis sampai sesak nafas. Not a good start, huh? It’s okay…semuanya butuh
proses.. J
Terimakasih Allah, sudah
diberikan pengalaman yang benar-benar diluar dugaan saya. Lombok, Snorkeling,
Titik terendah dalam hidup, dan masih banyak hal sampai rasanya seperti
nano-nano. Manis, asam, asin, pahit saya rasakan di tahun 2017.
Harapan saya
untuk tahun ini, mungkin bisa saya list:
- Bisa mengunjungi tempat-tempat baru lebih banyak lagi dan bisa tetap berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
- Bisa istiqamah dalam berhijrah (meski terkadang iman masih naik turun)
- Mulai menata, memilah jurusan untuk master degree
- Mulai bisa menata hati dan pikiran
- Bisa membuat baju untuk diri sendiri (anw, saya sudah memulai kursus menjahit di awal tahun ini, yay!)
- Bisa tetap membahagiakan keluarga, family always come first (saya terharu setelah menonton film Coco, membuat saya menjadi lebih lebih sayang dengan keluarga)
- Bisa lebih lancar ngoding
I call them, My Second Family |
This too...My Second Family |
My besties since 2007 |
One escapade trip to Jogjakarta |
One more adventure with amazing nice people |
The most prodigious book I read in 2017 |
Skyscraper |
PS: it takes almost 20 days to write this post...honestly, I don't where to start. Lots of things happened on 2017, things that makes me cry a lot, and things that makes me smiles a lot. Alhamdulillah, Bapak Ibuk, Mbak Dhea, Dek Iik, Dek Opang is in very very good condition.
2 comments
Good job, Andin! Selalu senyum-senyum sendiri kalo ngebaca tulisan akhir tahun dan resolusinya, semacam dapet motivasi secara ngga langsung dari orang lain :')
BalasHapusgiatin nulis lagi chik....journal uchik di Ahmedabad :D
Hapus