For most affairs, this eventually becomes the most fundamental of questions, the only one that matters: Do we love each other more than the lives we already have?
Aku membuka mataku perlahan, tersenyum melihat wajahnya yang masih lelap tertidur. Garis wajahnya yang keras, kerutan di mata yang semakin tampak bertambah dari hari ke hari dan semua hal tentang dia menjadi candu bagiku. Jemariku terangkat menyusuri setiap lekuk wajahnya yang kecoklatan, berharap waktu berhenti untuk saat ini dan membiarkanku menikmati pagi lebih lama lagi. Aku tidak pernah merasakan perasaan jatuh cinta sedalam ini dengan orang lain. Pertemuan pertama kami terjadi karena temanku, terimakasih kepada temanku yang telah memperkenalkanku dengan dia.