Random Note Tentang Pemahaman Lebih Baik
Agustus 08, 2017
Dear Bloggies,
Terkadang, muncul sejuta tanya di pikiran saya tentang semua hal yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini. Pahit, asam, manis, asin, gurih dan masih banyak cita rasa lain tentang hidup sudah saya dapatkan, meski mungkin masih dalam porsi ‘mini’. Saya sempat berfikir, tentang tujuan diciptakan nya manusia, kenapa manusia harus diciptakan hidup didunia, dan kenapa manusia harus mengalami banyak persoalan rumit tentang duniawi.
Terkadang, muncul sejuta tanya di pikiran saya tentang semua hal yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini. Pahit, asam, manis, asin, gurih dan masih banyak cita rasa lain tentang hidup sudah saya dapatkan, meski mungkin masih dalam porsi ‘mini’. Saya sempat berfikir, tentang tujuan diciptakan nya manusia, kenapa manusia harus diciptakan hidup didunia, dan kenapa manusia harus mengalami banyak persoalan rumit tentang duniawi.
Tentang kehilangan, saya sudah akrab
dengan perasaan kehilangan. Kehilangan Nenek yang saya sayangi, kehilangan Mama
yang sangat saya banggakan, kehilangan hal terpenting dalam hidup saya hingga
saya sempat tersesat kehilangan nurani saya dan kehilangan-kehilangan lain yang
tidak terhitung jumlah nya. Banyaknya hal yang hilang lantas tak membuat saya bisa
terbiasa dengan kehilangan itu. Saya masih dalam tahapan belajar untuk
mengikhlaskan semuanya, hal yang sudah memang waktunya hilang dan yang sudah
terlanjur hilang. Saya menganggap, hal-hal yang telah hilang meant for good
~They’re gone for good, pasti ada hikmah dibalik setiap hal yang terjadi di
dalam hidup kita.
وَلَا نُكَلِّفُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا وَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنطِقُ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Dan Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kemampuannya, dan pada Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).” (QS.al-Mukminun:62)
“Allah tidak akan membebankan
permasalahan melebihi dari kemampuan hamba Nya”, saya percaya itu. Sempat saya
berada di satu titik terendah dalam hidup saya, dan pada saat itu gunting sudah
berada di tangan, keinginan untuk menyakiti diri sendiri sangat kuat. Ketika
saya akan menyayatkan gunting itu tepat di garis nadi tangan saya, tiba-tiba
kakak saya mengetuk pintu kamar saya dan bertanya apakah saya baik baik saja.
Pikiran buruk yang sebelumnya memenuhi kepala saya, menguap seketika, saya
menangis, menangis keras dan menyesali pikiran buruk yang terlintas di benak saya. Saya masih punya kakak, adik, orang tua dan orang-orang terdekat yang
menyayangi saya. Tidak bisa dibayangkan betapa kecewanya mereka bila saya
menyerah dengan mudah atas ujian yang saya alami. Ujian terberat yang
benar-benar membuat saya porak poranda di titik balik itu.
Perlahan, seiring berjalannya waktu, saya mulai berbagi....berbagi atas
semua masalah yang saya hadapi kepada orang-orang terdekat saya yang saya
yakini tidak akan menghakimi saya. Saya mengikuti beberapa sesi konseling, dan
menyibukkan diri dengan hal-hal lain yang setidaknya bisa mengalihkan pikiran
saya dari hal-hal buruk. Bisa dibilang perjalanan saya dalam menghadapi ujian
masih panjang, karena Allah memberikan ujian lagi di awal tahun ini, sepanjang
tahun ini.
Dari pengalaman sebelumnya, saya
mulai belajar untuk mengubah pola pikir saya dalam menghadapi masalah-masalah
yang datang. Belajar untuk memahami bahwa setiap orang memiliki soal ujian nya
masing-masing, akan terlalu lelah kalau saya mendongak terlalu lama karena
ketika saya menundukkan kepala, masih banyak orang-orang yang jauh kurang
beruntung dibanding saya.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Al Baqarah:286)
Terkadang, ketika saya lelah
dengan semuanya, saya menyendiri dan berusaha merenungi semua hal yang terjadi
dalam hidup saya. Bercengkrama dengan Allah, membaca terjemahan ayat suci
hingga pikiran saya tenang. Dalam hidup, kita pasti mendapat soal soal ujian
yang terkadang membuat kita hampir menyerah untuk mengerjakannya, jangan
menyerah, hadapi saja ujian yang datang. Hadapi dengan berani, kamu tidak
sendiri, kamu punya keluarga yang sayang sama kamu, kamu punya orang-orang
terdekat disekitarmu, dan kamu masih punya Allah yang selalu bersama kamu.
Yakinlah, Allah ngasi ujian ke kamu karena Allah tau kalau kamu sanggup
menghadapinya. La Tahzan, Innallaha ma’ana
Bersyukurlah karena sesuatu yang kamu benci itulah yang semakin membuatmu menyempurnakan diri
Bersyukurlah Karena ternyata yang hampir buatmu rapuh dahulu, kini justri makin menguatkanmu
Bersyukurlah karena adanya kesedihan yang menumpahkan air matamu dulu, kini berubah menjadi senyuman yang paling mempesona
Bersyukurlah atas rasa kehilangan yang diberikan oleh Allah karena yang telah hilang pasti akan menemuimu kembali
Dan terkadang saya masih sering menangis, menangisi betapa besar kasih sayang Allah sudah membuat saya sekuat ini hingga masih bisa bertahan sampai sekarang
0 comments