Pesona Batavia Lama di Tengah Hiruk Pikuk Jakarta
April 13, 2015
Dear Bloggies,
Welcome to Old Batavia |
Pesona Kota Tua Jakarta
sepertinya tidak lekang oleh waktu. Setiap harinya, baik turis lokal maupun
mancanegara, membanjiri kawasan yang dulunya populer dengan nama Batavia Lama. Selain
bisa mengunjungi beberapa tempat yang historis seperti Museum Bank Indonesia,
Museum Wayang dan tempat historis lainnya, pengunjung Kota Tua akan dimanjakan
dengan berbagai macam kuliner. Kebetulan, saya yang masih berada di Jakarta
tidak ketinggalan untuk menikmati pesona Kota Tua Jakarta. Saya sempat
mencicipi beberapa Kuliner asli Betawi dan mencicipi ice cream di salah satu
Cafe di sana.
Untuk mencapai Kota Tua Jakarta
dari daerah Bintaro, saya dan adik saya menggunakan Commuter Liner (KRL)
Jakarta dengan tarif 20 ribu untuk dua orang (10 ribu sebagai jaminan kedua
kartu, dan bisa di refund setelah tiba di stasiun yang dituju). Kalau dari Bintaro, kami harus transit dulu
di Stasiun Tanah Abang, kemudian melanjutkan perjalanan ke Stasiun Manggarai.
Dari stasiun Manggarai, kami transit dan berpindah ke kereta jurusan Jakarta
Kota. Perjalanannya panjang nan melelahkan, tapi tidak masalah bagi kami yang
pecinta jalan kaki (hahahaha).
Karena berencana
menghemat pengeluaran sedikit, kami sudah membawa bekal 2 botol air minum dan
10 kepalan nasi dengan nori dan telur yang sudah dibentuk bulat, kami
menamainya onigiri ala rumahan. Panas terik kota Jakarta sangat terasa sesaat
kami melangkahkan kaki keluar dari stasiun Jakarta. Museum Bank Indonesia
menjadi destinasi pertama kami, selain ingin menghindar dari panasnya udara
Jakarta, kami ingin tahu sejarah perbankan yang ada di Indonesia.
Hallo... |
Salah satu koleksi foto tua |
Berhubung adik saya
mengambil program studi Kebendaharaan Negara, dia menjadi tour guide saya
selama mengunjungi museum ini. Oiya, masuk ke Museum Bank Indonesia ini tidak
perlu bayar alias GRATIS alias GRETONG. Sebelum masuk, tidak diperkenankan
untuk membawa tas, Handphone dan dompet sebaiknya dibawa dan tas dititipkan di
loket depan. Museum yang diresmikan oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono ini
memang berbeda dari museum-museum yang pernah saya kunjungi. Bentuk kasir bank
jaman dahulu, hingga koleksi mata uang dari berbagai negara di dunia bisa saya
temui disini. Arsitektur museum ini layaknya bangunan kolonial Belanda
(yaiyalah, sudah menjajah bertahun-bertahun). Saya selalu suka dengan desain
rumah belanda, langit-langit yang tinggi dan jendela yang lebar menjadikan sirkulasi
udara rumah bagus.
Usai mengelilingi museum
saya mampir ke masjid Museum Bank Indonesia yang tidak kalah nyaman. Masjid
dengan fasilitas AC yang adem dan pemandangan kolam ikan di sekelilingnya
menjadikan tempat ini tempat istirahat yang tepat bagi pengunjung. Kami
melanjutkan perjalanan ke Kota Tua yang berjarak sekitar 100 meter dari Museum
Bank Indonesia. Disana saya takjub, karena masih terdapat tukang ramal dengan
menggunakan banyak media seperti garis tangan hingga kartu tarot. Tukang Ramal
yang masih bertahan di tengah era modern ini menjadikan salah satu daya pikat
juga di tempat ini.
Saya sudah ngidam sama
makanan khas Betawi, Kerak Telor. Langsung saja, kami menuju salah satu penjual
Kerak Telor. Berdasarkan saran adik saya yang sebelumnya mencoba dengan telur
bebek, dia lebih merekomendasikan telur ayam jika tidak ingin rasa amis telur
bebek terasa. Akhirnya kerak telor saya datang. Harga kerak telor di daerah
sekitar kota tua ini berkisar 15-20 ribu, 15 ribu untuk telur ayam dan 20 ribu
untuk telur bebek.
Karena saya mengunjungi
kota tua ini di hari Sabtu, suasana Batavia Lama ini sangat ramai. Banyak
pengunjung yang menghabiskan sabtu sore nya untuk sekedar menyewa sepeda unta
(sepeda jaman dahulu) yang banyak disewakan di sepanjang area tersebut. Saya
sempat bertanya harga sewa sepeda, yang ternyata lumayan mahal. Untuk hari
libur dan weekend mereka mematok harga 50-65 ribu untuk setiap 30 menitnya.
Bahkan tersedia paket untuk mengunjungi beberapa tempat. Sepeda tua tersebut
pastinya sudah didekorasi dengan warna-warni apik dengan ekstra topi nan cantik
yang sesuai dengan sepeda. Buat pecinta fotografi dan pecinta sepeda saya
sarankan menyewa jasa sepeda ini, karena bisa benar-benar bisa berasa di jaman
Batavia dulu kala.
Berbagai macam warna sepeda, bisa disesuaikan dengan outfit yang kita pakai |
Karena keterbatasan
waktu, kami tidak sempat menjelajah ke banyak tempat. Hanya mampir ke
perpustakaan umum di area Kota Tua untuk sekedar melihat album foto Jakarta di
jaman dahulu kala. Sebelum pulang, saya dan adik saya mencicipi ice cream cone
yang dijual di Djakarte Cafe. Cukup merogoh kocek 5 ribu and Bob’s your uncle! Kami
bisa menikmati segarnya ice cream cone usai berjalan-jalan di Batavia Lama.
Textbook bahasa inggris tentang sejarah Batavia di Perpustakaan Taman Fatahillah |
Oiya, di sekitar Kota
Tua ini, banyak juga penjaja aksesori, mulai gantungan kunci, masker, tatto
temporer, kacamata dan aksesori lainnya. Disarankan jangan sampai kalap ya! Soalnya
harganya memang bisa ditawar dan MURCE (Murah). Kami pulang pukul 4 sore dari
Jakarta dan bersepakat untuk menjelajah lagi dengan kakak saya alias
berpetualang bertiga.
Jakarta memang terkenal
dengan banyak imej buruk soal traffic jam, panas, dan berbagai kebisingan
lainnya...tapi setidaknya, Jakarta masih memiliki pesona yang tidak kalah indah
dengan tempat-tempat wisata lainnya.
Salam Traveller.
Kata adik saya, pose ini lagi nge Hits |
Narsis di miniatur brankas bank yang berisi 'emas' |
Salah satu lorong di bangunan Museum |
Koleksi rupiah dari masa ke masa |
Onigiri ala Homemade (isi telur dadar dan nori) |
Replika uang Sepuluh Ribu yang menjadi spot foto yang asik |
Jalan masuk ke Kota Tua dari arah Museum Bank Indonesia |
Hayo..siapa yang mau di ramal lewat garis tangan? |
Minion cari duit di tengah-tengah kota Tua |
Paket Cycling Tour yang ditawarkan |
Finally, Jekardah!! |
9 comments
Di Surabaya ada jugasih Museum BI tapi gasebesar yang di Jakarta, yaiyalah.
BalasHapusBtw, mau juga dong di-tour guide-in sama adeknya kalo lagi main ke Jakarta hahahaha.....
malah yang di Surabaya belum pernah mampir sama sekali :D
Hapusboleh... :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapussekarang sudah makin cantik setelah banayk fasilitas ditambah
BalasHapusAlhamdulillah...semoga semakin menarik wisatawan berkunjung kesana kak...
HapusTerima kasih sudah mampir.. :)
cycling sunda kelapa startnya dari mana tuh?
BalasHapusada 3 rute kak kalau nggak salah...jadi bisa pilih masing-masing rute yang disukai..
Hapustempat asik but nongkrong... bernuansa temple doeloe banget hihihi
BalasHapusbener banget kak!....suasana romantisme klasik..*ea :v kalau malam kayaknya nongkrong di cafe nya seru deh... ^_^
Hapus