7 Peraturan Jatuh Cinta
September 15, 2013
7 Peraturan Jatuh Cinta
Kalian harus menguasai 'peraturan jatuh cinta' sbb:
1. Jatuh cinta itu memulainya amat mudah, tapi menghentikannya susah payah. (Bener banget nih!!)
Pahami peraturan sederhana ini. Buat kalian yang belum pernah jatuh
cinta mungkin tidak tahu, tapi buat yang sekarang lagi patah hati,
mereka sudah level S-3 atau profesor pahamnya. Maka, kalau kalian
percaya dengan peraturan ini, berhati2lah selalu untuk jatuh cinta,
bukan sebaliknya, malah asyik bermain dengan perasaan. Jangan coba-coba
membuka bendungan hati kalian, nanti jebol tidak terkendali.
2. Jatuh cinta itu tidak pernah rumit. Sederhana. Selalu sederhana. Tapi orang2nya lah yang membuat rumit.
Camkan baik-baik. Lagi-lagi, buat kalian yang belum pernah jatuh cinta mungkin
tidak paham, tapi besok lusa, ketika kalian mencemplungkan diri dalam
urusan ini, ingat peraturan tersebut. Kitalah yang selalu membuat rusuh,
galau, ribet, bego diri sendiri. Jatuh cintanya sih nggak. Cinta itu
selalu simpel. Orang-orang nya yg rumit. Dalam urusan yang sudah pasti
sekalipun orang-orang tetap saja membuat rumit, apalagi dengan perasaan tidak
jelas, hubungan tdk lurus, lebih rumit lagi.
3. Cinta itu bisa redup, bahkan padam, pun juga bisa menyala tinggi. Tergantung kita.
Bohong banget kalau cinta orang itu terussss saja menyala tinggi. Itu
hanya trik pemasaran film, buku-buku, dsbgnya. Dilebih-lebihkan, biar yang nonton
atau baca senang hatinya. Cinta itu persis seperti api unggun. Kita
sendiri yang menentukan apakah api unggun itu akan terus menyala atau
padam. Nah, kebanyakan, orang-orang bahkan sukarela menyiram api unggunnya
dengan minyak tanah sekontainer, maka menyala tinggilah dia sesaat,
membakar dirinya sendiri, merusak. Tanpa sempat berpikir, apakah
perasaannya itu sungguhan atau karena dia tidak mampu mengendalikan
diri. Tanyakan ke orang tua kalian, yang membuat pernikahan itu awet
hingga 50 tahun, bukan karena cintanya terus menyala tinggi. Tapi karena
mereka punya komitmen, kepercayaan. Dengan dua hal tsb mereka
memutuskan untuk jatuh cinta lagi, jatuh cinta lagi pada suami/istrinya
hingga bertahan puluhan tahun.
4. Jatuh cinta itu tidak bisa membuat kenyang. Pun, jatuh cinta tidak bisa membuat kita produktif.
Saya serius. Memang betul, orang-orang bisa saja enggan makan saat hatinya
sedang riang karena cinta. Tapi itu tidak membuat kenyang. Come on,
lebih penting krisis kelaparan di negara Afrika sana dibanding krisis
cinta satu dunia. Jika kalian paham peraturan ini, maka kalian akan
tahu: ada banyak hal lebih penting dibandingkan urusan jatuh cinta. Juga
benar, orang-orang yang jatuh cinta memang lebih kreatif, lebih semangat,
tapi itu tidak membuatnya otomatis produktif. Saat dia berhasil membuat
novel, lagu atau karya-karya monumental, itu karena ybs sendiri memang
produktif, bukan karena perasaan tsb. Coba saja lihat, milyaran orang-orang
jatuh cinta, tdk semuanya jadi pencipta karya masterpiece.
5. Jatuh cinta itu harus diuji, bukan diterima apa adanya
Hari ini, banyak sekali orang-orang yang mudah jatuh cinta, lantas bilang,
telah kuberikan segalanya untuknya. Aduh, kalian kebanyakan nonton film
atau baca buku tentang cinta deh. Jatuh cinta itu butuh diuji, habis-habisan.
Bukan dengan tangan terbuka malah diterima begitu saja. Bahkan dalam
fase paling awal, ketika perasan itu mulai berkecambah di hati. Jika
kalian menyukai orang lain misalnya, maka silahkan diuji. Minimal uji
dengan waktu dan jarak. Apakah perasaan tsb memang semakin besar atau
semakin kecil. Habis-habisan diujinya. Bila perlu disimpan dalam hati selama
bertahun-tahun. Jika memang jodohnya, pasti akan jadi. Bukan malah terlihat
murahan banget. Di jejaring sosial, berceceran, tumpah bikin becek di
mana-mana perasaan kita.
6. Jatuh cinta itu bukan alat pembenaran diri.
Contoh paling kacau adalah ketika dua orang sesama jenis bilang mereka
jatuh cinta dan maksa menikah? Hello, memangnya dengan kata cinta kita
bisa menganulir berjuta peraturan dunia? Bilang semuanya jadi oke dan
dibenarkan. Hei, 'cinta' itu bukan argumen. Maka juga saat ada pasangan
beda agama ingin menikah, 'cinta' itu bukan alat pembenaran, yang
kemudian membuat gugur peraturan lainnya. Kalau pengin melanggar
peraturan agama, langgar saja, tidak perlu bawa-bawa kata cinta. Pahami
peraturan ini, cinta bukan alat pembenaran, buat kalian yang
mencemplungkan diri dalam perasaan ini, maka 'cinta' bukan alasan kalian
menyerahkan segalanya, 'cinta' bukan pembenaran untuk disakiti, 'cinta'
bukan pembenaran untuk merusak diri sendiri. Please, jangan mau dibuat
bego.
7. Kita yang mengendalikan perasaan, bukan sebaliknya.(Nah! this is the hardest part!!)
Pahami peraturan ini baik-baik. Mau seheboh apapun perasaan itu,
kitalah yang mutlak mengendalikan kemudi perasaan. Jangan ijinkan
perasaan mengambil-alih. Gunakan akal sehat. Kalian harus tahu, utk
orang yang jatuh cinta, bahkan saat yg dicintainya itu jahat, dia tetap
saja merasa baik. Saat yg dicintainya itu berkhianat, selingkuh, dia
tetap saja punya alasan atau penjelasan baiknya. Padahal, orang sedunia
juga tahu itu tindakan bodoh. Kenapa tetap dilakukan? Karena dia
membiarkan perasaan mengendalikan akal sehatnya. Jika kita tidak mampu
utk mengendalikan kemudinya, minta pendapat orang lain, seperti orang
tua, sahabat baik, dengarkan nasehat mereka, bukan sebaliknya.
Silahkan pahami 7 peraturan jatuh cinta ini.
*Taken From :Tere Lije
Tags:
Andin's Journal
0 comments