"The Host", Hadirkan Romansa Cinta Segitiga Manusia-Alien
April 20, 2013
Dear Bloggies,
Stephanie Meyer
memulai kesuksesannya dengan Tetralogi buku romansa kisah cinta segitiga
vampire-manusia-werewolf yang diangkat ke layar lebar di sepanjang tahun
2005-2008. Meskipun kebanyakan bagian film seri tersebut mendapatkan kritikan
tajam dari kritikus film Hollywood – khususnya akibat dialog maupun deretan
adegan romansa cheesy yang terus mewarnai film seri tersebut, lima seri film
The Twilight Saga (2008 – 2012) berhasil meraih kesuksesan komersial luar biasa
dengan total pendapatan sebesar lebih dari US$3 milyar serta menjadi sebuah pop
culture phenomenon bagi banyak kalangan muda. Kisah cinta segitiga di suguhkan
kembali oleh Stephanie Meyer dalam film yang merupakan adaptasi dari novel
“Best Seller” nya The Host. Dengan genre science fiction dengan cerita yang
lebih dewasa, ekpektasi para penggemar Steph-panggilan akrab Stephanie Meyer,-red. sangat besar, begitu pula
dengan para pesaingnya di Hollywood yang jelas tidak akan melewatkan kesempatan
untuk mengulang kembali kesuksesan luar biasa tersebut begitu saja. We’ll see,
can this move break the record again??
Berlatar belakang
Bumi di masa mendatang ketika alien dari luar angkasa yang disebut “Soul” yang
menginvasi bumi dengan memasuki tubuh manusia yang mereka temui. Ketika hampir
seluruh manusia di Bumi telah di kuasai oleh alien, terdapat kaum pemberontak
yang hidup tersembunyi di pegunungan. Adalah Melanie Stryder (Saorsie Ronan)
dan adiknya Jamie (Chandler Canterbury) merupakan salah satu dari manusia yang
belum di kuasai oleh alien. Ayah mereka memilih untuk bunuh diri daripada harus
tertangkap oleh Seeker makhluk asing luar angkasa yang bertugas untuk mencari
sisa-sisa manusia yang belum dikuasai oleh alien. Melanie yang tertangkap oleh
Seeker (Diane Krueger) saat berusaha
mencoba melindungi adiknya, dimasuki oleh sosok mahkluk asing luar angkasa
berumur lebih dari 100 tahun yang disebut Wanderer guna menjadi kunci untuk
mencari sekelompok manusia yang belum berhasil mereka kuasai tubuhnya.
Dari Melanie,
Wanderer mengetahui bahwa Melanie memiliki seorang kekasih Jared Howe (Max
Irons), serta paman, Jeb Stryder (William Hurt), yang kesemuanya masih berwujud
manusia. Perlawanan jiwa Melanie yang terperangkap di dalam tubuh tersebut
membuat Wanderer merasakan sisi emosional manusia dan seketika Wanderer mengikuti
apa yang diperintahkan oleh jiwa Melanie. Rasa penasaran Wanderer atas apa yang
dirasakan oleh Melanie, ia pun berusaha untuk mengeluarkan Melanie dari tahanan
Seeker dan menuruti Melanie, membawanya pergi ke tempat orang-orang terdekat
Melanie. Seeker yang mengetahui rencana tersebut murka dan mulai mencari jejak
Wanderer dan kaum manusia yang belum dikuasai oleh alien.
Di
dalam film ini Nicol dapat menampilkan pertentangan batin antara Melanie dan
Wanderer, namun sayangnya pendalaman karakter nya kurang digali secara dalam,
sehingga perubahan sifat yang berlalu beitu cepat membuat jalan cerita menjadi
sedikit tidak logis. Pada The Host memang tidak secara gamblang menyajikan filosofi
dari film tersebut namun Nicol mampu menghadirkannya lewat subteks yang
tersebar melalui deretan dialog maupun adegan di film ini. Meskipun begitu
terdapat pesan sosial di dalam film ini, bagaimana manusia mampu berbuat jahat
terhadap sesamanya demi keuntungan pribadi atau justru terlalu terobsesi untuk
melakukan sebuah tujuan (yang dianggap) mulia namun ternyata justru menyakiti
orang lain.
Terlepas
dari berbagai filosofi maupun tampilan desain cerita science fiction yang
disajikan oleh film ini, The Host tetap adalah sebuah kisah cinta segitiga
dimana alien yang berada di tubuh Melanie menyukai lelaki lain yang merupakan teman
kekasih Melanie, Ian O'Shea (Jake Abel). Kepercayaan
paman Melanie, bahwa jiwa Melanie masih terperangkap disana membuat pamannya
berusaha melindungi Melanie dari beberapa orang didalam kelompok tersebut yang
tidak suka kehadiran Wanderer yang memasuki tubuh Melanie. Romansa kisah cinta
segitiga ini sedikit terlihat konyol dengan dialog-dialog nya yang terkadang
terdengar aneh dan membuat penonton tersenyum daripada terenyuh merasakan sisi
romantis film ini.
Kritikan
pedas banyak di lontarkan oleh beberapa kritikus film mengenai penggalian karakter
yang kurang dalam, serta jalan ceritanya pun terkesan sangat tergesa-gesa tanpa
memberi waktu bagi penonton untuk mengenali masing-masing karakter dari film
ini. Penonton pun tidak di beri kesempatan untuk mengetahui alasan alien
tersebut ingin menginvasi bumi, bagaimana mereka datang, dan mengapa mereka
membenci kekerasan dan di saat yang sama justru merebut sesuatu yang bukan
merupakan milik mereka. Memang, film memberikan batasan yang lebih sempit jika
dibandingkan dengan novel untuk menghadirkan ruang penjelasan yang lebih
mendalam. Namun, tentu saja, Niccol seharusnya tahu lebih banyak cara untuk
menyederhanakan kisah yang telah dituliskan oleh Meyer dan menyesuaikannya
untuk jalan penceritaan sebuah film.
Jajaran
artis-artis pengisi film ini menjadi salah satu daya tarik utama dalam film, nama-nama
seperti William Hurt, Frances Fisher, Diane Kruger, Max Irons dan Jake Abel
mampu menghadirkan penampilan akting yang jelas tidak mengecewakan dalam
menghidupkan setiap karakter yang mereka perankan. Terlebih lagi pemeran utama
dalam film ini, Saorsie Ronan. Ronan berhasil membawakan dua karakter dengan
kepribadian yang bertolak belakang dengan aksen bahasa yang digunakan. Interaksi
antara dua karakter yang ia perankan benar-benar terasa kuat bahkan emosional
di beberapa bagian. Chemistry yang ia jalin dengan para pemeran lainnya juga
mampu hadir meyakinkan dan semakin memperkuat kualitas departemen akting film
ini.
Pada
kebanyakan bagian presentasinya, The Host seringkali akan mengingatkan
penontonnya pada kualitas film arahan Andrew Niccol sebelumnya, In Time:
sama-sama memiliki konsep science fiction futuristik dengan sentuhan sosial
yang sangat menarik namun kemudian gagal mendapatkan penggalian yang lebih
mendalam dari sisi cerita maupun karakterisasinya. Kegagalan tersebut
kemungkinan besar terjadi karena fokus yang terlalu besar pada kisah romansa
segitiga yang terjadi kepada para karakter utama film ini sehingga seringkali
terasa menyingkirkan plot cerita lain – yang sebenarnya lebih menarik – untuk
dapat berkembang dalam jalan penceritaan The Host. Meskipun begitu, lewat kualitas
tata produksi yang apik serta bantuan penampilan jajaran pengisi departemen
akting yang kuat, Niccol setidaknya masih mampu menggarap The Host menjadi
sebuah drama romansa bernuansakan science fiction yang menarik untuk diikuti.
0 comments