KAPOK! Menantang Kuliner Mercon Yang Membakar Lidah Dan Dompet
Oktober 08, 2018Dear Bloggies,
Cerita ini bermula saat saya dan
kedua teman saya ditugaskan untuk mengikuti pelatihan Progressive Mobile Apps
di Jogjakarta selama 5 hari. Setiap hari sepulang pelatihan, kami bertiga
mencoba mencicipi kuliner baru di Jogjakarta yang belum pernah kami coba
sebelumnya. Malam itu, usai berjalan-jalan di Malioboro untuk berbelanja
oleh-oleh, kami memutuskan untuk mencicipi kuliner yang cukup terkenal di
Jogja. Oseng Mercon namanya, direkomendasikan oleh driver Online yang mengantar kami menuju Malioboro.
Panci Oseng Oseng. Dari fotonya bisa dilihat betapa banyak cabe nya |
Antrian 1 |
Oke! Kami bertiga mulai memesan
seporsi Oseng Mercon. Disana, kalian akan menemukan berbagai macam lauk pauk
tambahan yang bisa kalian ambil sendiri. Karena tidak ada buku menu yang
menunjukkan harga tiap menu, insting alamiah saya bekerja dengan langsung
menanyakan harga setiap item yang ada disitu. Maklum, saya pernah di kibulin
sama penjaja kaki lima di Kedungdoro, yang sampai sekarang tidak mencantumkan
harga di menu mereka alias harga nya suka suka tergantung siapa pelanggan
mereka (wedyaaann…).
Nasi Oseng Mercon dibanderol
dengan harga 25 Ribu per porsi dengan komposisi tetelan daging sapi yang sangat
sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah cabe yang ada di oseng-oseng
nya. Sedangkan harga lauk-pauk tambahan
yang di pajang itu, ternyata harganya bak seporsi oseng mercon dengan rincian
Ayam Gudeg seharga 20 RIBU!!! Iya pemirsaah! 20 RIBU!! Ini mah pemerasan
namanya. Jeroan yang biasanya bisa kita beli dengan harga 5 Ribu hingga 8 Ribu,
disini dibanderol dengan harga 15 RIBU!!! Wagelaseh. Untung saya nanya harga
per item dulu, tidak seperti teman saya yang asal comot sana sini dan dia harus
merogoh kocek hampir 100 RIBU!!! Dalam sekali makan.
Antrian 2 |
Saya cuman heran aja, makanan
sebegitu pedasnya dengan lauk ala kaki lima bisa seharga makanan di resto fine
dining!!. Bagi penikmat pedas mah, ini bak surga bagi mulut mereka dan neraka
bagi dompet. Tapi, sungguh kasihan orang orang yang tidak terlalu suka pedas,
yassalam…langsung mereka tidak doyan dan cenderung tidak akan menghabisan
makanan mereka. Es Teh disini dibanderol dengan harga 5 Ribu.
Suapan pertama masuk ke mulut,
daan ternyata rasa nya BIASA AJAH PEMIRSAH!! Karena tertutup dengan bumbu oseng
yang sangat pedas, jadi akan sulit merasakan kenikmatan tetelan daging sapi
nya. Menurutku, kuliner ini cocok bagi kamu yang rela mengeluarkan duit banyak
untuk diare di keesokan pagi nya (karena kami bertiga langsung diare keesokan
pagi nya, untung tidak sampai mengganggu jadwal pelatihan kami. Jadi yaa, untuk
pengalaman pertama kali ini bisa dijadikan pembelajaran as always.
Sepanjang perjalanan kembali ke hotel, saya kembali Googling dan membaca review yang belum sempat saya baca tadi, daaan TARAAA!!! Banyak sekali yang memberikan review buruk untuk harga menu yang dibanderol ibuknya ini, tidak sedikit yang kecewa dengan menu nya juga. Baiklah, alangkah lebih baiknya, ketika Googling budayakan untuk membaca informasi dan review yang lebih lengkap dari local people ataupun review local guide tentang tempat itu.
Sepanjang perjalanan kembali ke hotel, saya kembali Googling dan membaca review yang belum sempat saya baca tadi, daaan TARAAA!!! Banyak sekali yang memberikan review buruk untuk harga menu yang dibanderol ibuknya ini, tidak sedikit yang kecewa dengan menu nya juga. Baiklah, alangkah lebih baiknya, ketika Googling budayakan untuk membaca informasi dan review yang lebih lengkap dari local people ataupun review local guide tentang tempat itu.
Keep Exploring and Enjoy Local Culinary, be a smart tourist!
2 comments
wjkwkwkwkwkkwkwkwkwkw kapok
BalasHapuswahahaha..serem juga makan habis 100rb karna asal comot
BalasHapus